Kenapa, Oom Hilman? :(

Saya tahu judulnya agak aneh, tapi memang itulah pertanyaan yang terlintas di kepala saya.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, siapa Oom Hilman yang saya maksud? Oh, tidak perlu bingung, khawatir, atau gundah, karena Oom Hilman yang saya maksud adalah Oom Hilman Hariwidjaya, penulis yang menulis serial novel Lupus, Olga!, Vladd, serta novel-novel lainnya. Beliau merupakan penulis yang memiliki gaya penulisan santai, melawak, tapi nggak garing apalagi maksa, namun tetap bisa menghibur. Meski novel-novel buatan beliau adalah terbitan tahun lama dimana saya saat itu saya mungkin masih berusia dua-tiga tahunan, tapi alhamdulillah saya masih bisa membaca karya-karya beliau baik minjem buku dari perpus, download ebook gratis, dan pinjem teman yang masih punya beberapa karyanya.

re_buku_picture_77000

 

re_buku_picture_77002

 

vladd-space-boy

Dari sekian buku beliau yang saya baca, saya suka sekali dengan tokoh Vladd dalam serial buku Vladd, anak jenius yang membuat remote control yang bisa mengendalikan manusia. Dan judul di atas adalah keresahan hati saya selama enam tahun sejak saya membaca serial Vladd yang cuma empat biji itu. Tepatnya adalah sebuah pertanyaan, kenapa Oom Hilman nggak bikin serial Vladd lebih panjang lagi? *nangis tersedu*

*elap ingus dan elap air mata, lanjut mengetik*

Kalian pasti nanya, kenapa saya selebay ini menginginkan serial buku tersebut agar lebih panjang lagi. Banyak alasan sih, tapi salah satunya adalah karena tokohnya! Tokoh Vladd adalah tokoh geek yang saya suka, dan cerita kesehariannya dengan teman-teman tengilnya membuat saya tertawa dan membayangkan; adakah sosok Vladd ada di dunia nyata? Saya memang cukup suka dengan tokoh nerd seperti itu (apalagi jika membayangkan tokoh seperti itu jatuh cinta, akan seperti apa?), dan terkait dengan cerita Oom Hilman ini, saya jadi terpikir, boleh nggak saya pinjem tokoh-tokoh Oom Hilman untuk dijadiin proyek saya nulis soal Vladd, Fallin In Love? *ketawa setan*

Anggap saja, ini semacam project yang ingin saya bikin karena ketidakpuasan saya terhadap imajinasi saya (tentang sosok Vladd yang jatuh cinta) tidak tercapai dan serial Oom Hilman nya juga sangat pendek.

Mungkin yang punya selera humor tinggi dan suka tokoh geek begitu, mau ikut bergabung dengan saya juga menulis tentang ini?


 

P.S: Proyek menulis ini murni buat memuaskan hati, tanpa ada niatan mengambil keuntungan. Serius, saya hanya ingin menulis tentang tokoh tersebut tanpa menginginkan keuntungan dan semacamnya!

P.P.S : Kalau Oom Hilman baca, sudilah kiranya anda berkenan bekerja sama dengan saya mewujudkan keinginan ini. (Becanda Oom Hilman, tapi kalau beneran, saya sujud syukur!) 

Kepada Haura

you

Tanpa peduli kau bisa melihatku atau tidak, aku mengikutimu.

Aku tak peduli jika kau punya kehidupan dan menjadi tawanan kegembiraan dunia. Aku hidup terlalu lama, meloncat dari satu tempat ke tempat lain, mencari tempat yang nyaman, dimana aku temukan tempat tersebut di sisimu. Bersamamu.

Jangan salahkan kalau aku hanya ingin menjadi penjagamu.

Maaf kalau aku terlalu lancang. Mengamati tiap gerak-gerikmu. Menjadi pengagum rahasia yang tak pernah kau kenal. Ketertarikanku padamu murni sebagai rasa tertarikku kepada orang yang mengagumi, meski perasaan itu semakin lama semakin berkembang, dan berbuah cinta. Maafkan aku jika aku kurang ajar. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa bersamamu, aku merasa tenang. Sikap tegar dan penerimaanmu pada hidup membuatku mengerti, ada wanita di dunia ini yangtak patut kubenci selain ibu dan adikku, dan itu kau. Padahal sebelumnya, tak pernah ada wanita selain ibu dan adikku yang membuat aku bertekut lutut, betapapun cantiknya mereka.

Dan saat ini, aku malah jatuh hati padamu.

Seperti kata pepatah, witing tresno jalaran soko kulino, begitulah, cintaku padamu persis seperti pepatah itu. Karena sering bertemu, karena sering bersama, meski yang kau tahu, kau selalu sendiri. Sakit memang, mencintai gadis yang tak pernah bisa melihat kita, dan dibandingkan dengan kegalauan para pemuda masa kini yang cintanya tak terbalas, perasaanku luar biasa menyakitkan karena hidup ribuan tahun tapi harus berakhir dengan mencintai gadis yang bahkan tak pernah tahu aku ada. Dalam arti harafiah; kau memang tak bisa melihatku, karena dimensiku yang berbeda denganmu.

Andai kau tahu betapa aku begitu menginginkanmu.

Mungkin jika kau bisa melihatku, kau pasti bertanya, kenapa aku mencintaimu? Aku tak akan menyangkal bahwa kau pasti akan memuji kesempurnaan parasku seperti pujian yang terlontar dari wanita-wanita di bangsaku, dan aku tahu, kau bukanlah gadis yang percaya diri seperti gadis-gadis masa kini. Di abad 21 ini, para gadis seusiamu berlomba-lomba menjadi yang tercantik dan terbaik dalam penampilan, sementara aku sering mendengar keluhanmu terhadap penampilanmu yang tak secantik mereka, tapi tahukah kau bunga musim semi? Aku suka bunga liar di musim semi. Bunga-bunga liar itu selalu tampak cantik dengan kealamiannya, tanpa tahu bahwa dirinya cantik.

Begitulah kau di mataku.

Kau selalu terlihat cantik dengan kealamianmu. Kesederhanaanmu, dan sikap diammu. Kau sudah cantik tanpa harus memolesnya. Kau sudah menawan, meski kau tak pernah tahu dirimu menawan, dan bagiku, gadis seperti kaulah yang kucari selama ini. Kau, yang tak pernah memaksakan diri untuk terlihat sempurna karena kau hanya ingin diterima apa adanya. Kau hanya ingin mereka menerimamu, seperti bagaiman aku menerimamu, meski mereka tak tahu, aku menerimamu jauh lebih tulus dari yang pria bangsamu lakukan kepada kekasihnya. Yang tetap mencintai dan menerimamu, walau kau tak pernah tahu keberadaanku.

Andai suatu saat kau bisa melihatku, aku ingin kau tahu, bahwa aku hanyalah penjagamu, yang selalu ingin bersamamu.

Salam,

F